Sebagai manusia, kita pasti pernah berbuat salah. Manusiawi bila kita ingin melupakan, menutupi, atau menyalahkan situasi. Walau demikian, cara yang paling elegan setelah melakukan kesalahan adalah menerima dan mengakuinya dengan minta maaf. Kemudian, yang terpenting adalah mengambil langkah tindakan untuk segera mengatasi dampak dari kesalahan tersebut. Cara kita mem-follow up kesalahan memiliki dampak yang lebih besar terhadap masa depan karir daripada apakah kita berbuat atau tidak berbuat salah.
Berhenti Dari Pekerjaan Tanpa Dihantui Rasa Bersalah
Akui saja jika semua dari Anda pernah terbesit untuk berhenti dari pekerjaan yang sedang ditekuni. Permasalahan yang berujung pada pemikiran ini pun beragam. Mulai dari sudah tidak ada kepuasan secara hal material dan immaterial, stress tak kunjung usai hampir depresi, atau juga pekerjaan yang terlalu menyita waktu dan perhatian Anda sehingga sulit untuk berkumpul bersama keluarga. Berhenti dari pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apakah Anda setuju?
Ketika sudah mencapai titik pasti dan mengambil keputusan untuk berhenti kerja atau bekennya ‘resign’. Berhenti dari pekerjaan bukan sekedar berujar “saya berhenti”. Namun, terdapat proses di baliknya agar tidak berujung pada rasa bersalah dan perasaan yang berpotensi untuk timbul di kemudian hari. Berhenti dari pekerjaan adalah sebuah proses yang cukup buat stress. Bayangkan saja ketika sudah membangun hubungan networking baik formal dan non formal bersama kolega dan seluruh pihak yang Anda temui ketika bekerja, sulit rasanya meninggalkan pekerjaan. Nah, untuk itu ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan ketika Anda ingin berhenti berkerja.
Pertama, jangan bergosip. Jangan bergosip bukan berarti Anda tidak boleh menceritakan rencana Anda untuk berhenti. Namun, tetapkan cerita Anda pada satu jalur, dalam artian jangan ceritakan alasan yang berbeda mengapa Anda resign. Ke teman A, Anda beralasan sudah tidak nyaman dan gaji kecil misalnya. Namun ke teman B, Anda beralasan ingin meluangkan waktu lebih banyak pada keluarga. Hal tersebut jelas berbeda kan? Maka, jangan menyebar gosip dari diri Anda sendiri.
Kedua, cara yang terbaik adalah langsung menghadap bos Anda. Well, mungkin memang terdengar kurang profesional dan cukup menegangkan. Namun, bukan pilihan yang tepat jika Anda menempatkan bos Anda sebagai orang terakhir mengetahui rencana mundur Anda dari perusahaan beliau. Ceritakan pengalaman dan buah manis yang sudah Anda petik selama berada di perusahaan tersebut, tidak ada salahnya juga menceritakan satu dua ‘cerita konyol’ kepadanya lho.
Ketiga, Anda harus memastikan jika kepergian Anda tidak meninggalkan jejak buruk. Semua pekerjaan dan tanggung jawab yang Anda emban dan mulai harus selesai sebagaimana mestinya. Berhenti dari pekerjaan bukan berarti Anda melepas dan tidak menyelesaikan apa yang sudah Anda mulai ya.
Dan terakhir, jangan merasa bersalah. Sulit dihindari namun ada awalan, ada akhiran, ada pertemuan, dan ada perpisahan. Bukan salah Anda jika Anda ingin berhenti dari satu perusahaan dan siap mencari pengalaman di perusahaan lain. Ingat, itu bukan sebuah kesalahan, maka berhentilah merasa bersalah.
Nah, satu hal yang harus Anda yakini yaitu ketika satu kesempatan tertutup, kesempatan lain akan terbuka. Walaupun harus melewati jalan yang panjang dan cukup sulit, persiapkan diri Anda. Mulailah dengan mencari informasi lowongan kerja terbaru selama Anda masih bekerja.
Tips Kembali Semangat Setelah Resume Ditolak
Ketika Anda ditolak oleh perusahaan saat melamar pekerjaan, tentunya perasaan kecewa, marah dan frustrasi menghantui pikiran Anda. Jika terus dibiarkan, perasaan seperti ini membuat Anda putus asa dan enggan untuk mencoba kembali. Artikel berikut ini membahas hal-hal apa yang baiknya Anda lakukan untuk tetap semangat meskipun mendapatkan penolakan dari perusahaan yang Anda incar.
Jangan bersedih
Rasa kecewa yang datang saat Anda mendapatkan penolakan adala hal yang wajar, namun demikian jangan biarkan perasaan tersebut berlangsung terlalu lama. Carilah kesibukan untuk menghilangkan perasaan tersebut, seperti berolahraga, menikmati acara televisi atau film favorit hingga bersenang-senang dengan teman. Setelah Anda melalui proses tersebut, upayakan untuk kembali bersemangat, memiliki pemikiran yang positif agar bisa kembali melakukan aktivitas.
Jangan diambil hati
Yang perlu diperhatikan adalah ketika penolakan terjadi pada diri Anda jangan terlalu diambil hati penolakan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari pastinya semua orang pernah mengalami hal tersebut. Baiknya adalah untuk selalu berpikiran positif dan hindari pikiran negatif. Jika saat ini Anda sudah terlampau sedih dan mengambil hati semua penolakan yang ada, coba pikirkan dengan jernih alasan penolakan tersebut dan usahakan untuk mengambil hikmah dari kegagalan yang terjadi.
Koreksi kesalahan
Saat Anda sudah kembali bersemangat dan memiliki pemikiran yang positif, cobalah untuk melihat kesalahan yang mungkin telah Anda perbuat dan cari tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengoreksi kesalahan tersebut. Hal ini penting dilakukan agar Anda bisa menambah wawasan, kepercayaan diri dan tentunya pengetahuan yang mungkin telah Anda lewatkan dengan tidak sengaja.
Bangun dan coba lagi
Cara ampuh yang bisa dilakukan untuk terbebas dari rasa kecewa adalah dengan mencoba lagi. Kali ini kira-kira perusahaan mana yang cocok dengan latar belakang pendidikan dan pengetahuan Anda. Tentukan dan sesuaikan pengalaman bekerja Anda dengan perusahaan yang tepat, dengan demikian Anda bisa mendapatkan pekerjaan dan posisi yang sesuai dan tentunya dibutuhkan oleh perusahaan. Cara lain yang bisa dilakukan adalah merubah jalan karir Anda, bisa jadi penolakan tersebut menjadi sebuah pemicu agar Anda bisa menjadi seorang wirausaha atau menjadi seorang freelancer.
7 Alasan Mengapa Kita Salah Pilih Karir
Karena alasan-alasan berikut ini, orang-orang langsung menerima saja tawaran pekerjaan yang ada di depan mata. Tanpa mempertimbangkan minat, kepribadian, dan kecocokan pada pekerjaan, seseorang dapat terjebak dalam karir yang salah. Karir yang salah tidak memberikan pertumbuhan yang cepat kepada seseorang. Hal itu terjadi di lingkungan sekitar kita karena kenyataannya memang tidak selalu mudah mendapatkan pekerjaan yang ideal. Apabila hal di bawah ini terjadi pada Anda, kami mencoba memberikan penangkalnya. Mudah-mudahan membantu.
- Kondisi finansial yang menipis
Ini adalah alasan utama seorang menerima pekerjaan apa saja, dan rela berkompromi terhadap karir. Penangkalnya adalah camkan bahwa Anda memilih pekerjaan ini hanya sebagai batu loncatan, pada saatnya harus pindah dan menemukan pekerjaan yang lebih cocok. Pilihlah posisi-posisi di mana Anda dapat belajar banyak keterampilan baru dan berkenalan dengan orang baru yang dapat berguna bagi karir selanjutnya.
2. Tawaran Gaji yang Menggiurkan
Uang memang menggoda, tetapi hati-hati karena biasanya bayaran yang tinggi juga menuntut beban pekerjaan yang berat dan banyaknya stressor lain. Income penting tetapi jangan sampai mencuri semua energy yang kita perlukan untuk aspek lain dalam hidup kita.
3. Kenyamanan
Karena kemacetan lalu lintas dan transportasi yang tidak mudah, dapat dimengerti ketika seseorang memilih pekerjaan yang dekat dengan rumah. Namun ingat bahwa selain faktor kenyamanan tersebut masih banyak faktor lain yang akan menyumbang pada keberhasilan suatu pekerjaan.
4. Gengsi
Nama besar sebuah perusahaan ataupun sebuah jabatan mentereng dapat menjadi faktor penarik bagi seorang pencari kerja. Tetapi hati-hati, jangan melupakan faktor-faktor lain, terutama nilai-nilai yang menurut Anda penting.
5. Tekanan dari luar
Terkadang seorang pencari kerja mengikuti saja kehendak orang lain, biasanya suami/istri, orangtua, anggota keluarga, teman, atau rekan kerja yang dihormati, dll, yang berpendapat bahwa ‘kamu seharusnya bekerja di….’ sementara dia tahu bahwa pekerjaan tersebut tidak begitu cocok dengan dirinya. Membebaskan diri dari harapan orang lain membutuhkan keberanian besar, tetapi ganjarannya sangat besar. Pada akhirnya, ketika Anda sehat dan bahagia, seluruh tenaga serta daya kreatif Anda dapat dilepaskan dan dibebaskan untuk bekerja dengan cara yang tak pernah Anda impikan.
6. Kurang percaya diri
Pencari kerja sering kali membuat target yang terlalu rendah untuk dirinya dan mendapatkan posisi yang di bawah kemampuannya. Dua pencari kerja dengan kualifikasi yang sama bisa saja mendapatkan pekerjaan yang berbeda, tergantung kepercayaan diri mereka.
7. Kurang Fokus
Kurang fokus seringkali adalah akar alasan-alasan lain yang telah digambarkan di atas. Pencari kerja ‘terjebak’ dalam karir yang salah karena mengikuti jejak orangtua atau kesempatan kerja yang kebetulan ada. Terkadang mereka berhasil dalam karir ini, tetapi sering kali tidak. Ambillah waktu untuk memastikan arah karir Anda yang benar-benar Anda inginkan. Hal itulah yang paling penting, dengan fokus pada tujuan Anda maka Anda tidak akan mudah terpeleset ke arah yang lain.
Komunikasi Non-Verbal yang Wajib di Perhatikan Ketika Menghadapi Wawancara Kerja
Proses wawancara adalah bagian penting dalam serangkaian proses seleksi maupun asesmen yang bertujuan untuk memetakan potensi karyawan. Berbeda dengan rangkaian tes lain yang memiliki pola tertulis atau kadang berhadapan dengan komputer, proses ini melibatkan interaksi langsung dengan pewawancara. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan komunikasi non-verbal. sebagai berikut:
- Berpenampilan tepat. Anda tidak harus mengenakan blazer, namun tetap formal seperti kemeja (laki-laki) sementara perempuan juga memiliki banyak alternatif.
- Jabat tangan hangat dan percaya diri. Pada saat berjabat tangan, mulailah membangun kontak mata dan senyum tulus sembari menyebutkan nama Anda.
- Kontak mata. Kontak mata juga menggambarkan bagaimana Anda membangun interaksi sosial yang hangat dan professional.
- Gesture tepat. Gerakan tubuh seperti menyilangkan kaki, menyentuh dagu dengan jari, mengangkat bahu, mencondongkan tubuh/sebaliknya, dsb, termasuk bagian yang perlu Anda perhatikan dalam wawancara. Ciptakan suasana rileks, perhatikan kebiasaaan diri sendiri, dan berlatihlah untuk mengendalikan agar tidak mengganggu konsentrasi dalam wawancara.
- Bersikap sopan. Apabila proses interview dilakukan setelah serangkaian proses tes yang panjang, kelola emosi dan diri untuk tetap tenang dan rileks.
- Senyum. Cobalah untuk tersenyum dengan tulus karena ini akan membantu diri sendiri untuk lebih rileks sehingga dapat berbincang dengan pewawancara dengan lancar.
- Jarak personal pewawancara. Perhatikan jarak personal seperti tidak terlalu mencondongkan tubuh ke arah pewawancara, atau menggeser kursi hingga berdampingan atau membentuk sudut L.
- Merespons komunikasi non verbal pewawancara. Perhatikan respons non verbal pewawancara seperti kernyitan dahi, tarikan bahu, sorot mata termasuk senyum. Sama dengan interaksi sosial informal, beberapa gesture itu memiliki arti atau mewakili bahasa verbal seperti, ‘., mengapa bisa seperti itu’ Bagaimana Anda melakukannya?? termasuk menyangsikan pernyataan atau ingin mengajukan interupsi.
- Hindari pertentangan antara komunikasi verbal dan non verbal. Selama Anda tampil dengan jujur, sebenarnya kemungkinan pertentangan ini kecil terjadi.
- Sampaikan pesan secara sistematis dan terstruktur, namun luwes. Pelajari teknik STAR (Situasi, Task, Action, Result) yakni menjawab dengan menjelaskan Situasi pada saat kejadian, Task/Tugas-gambaran tugas atau target yang harus dicapai serta peran saat itu, Action- tindakan yang dilakukan, dan Result/Hasil yang didapat.
- Berbincang, bukan question-answer. Usahakan agar jawaban/penjelasan Anda mengalir seperti berbincang. Hal ini hanya bisa terjadi jika Anda memperhatikan tips di atas seperti kontak mata, gesture, juga memperhatikan respons non verbal pewawancara.
- Suara jelas. Perhatikan volume, nada dan intonasi suara Anda ketika berbincang dalam interview agar tidak terlalu keras atau justru lirih.