Kapan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri?

Mengundurkan diri adalah hal yang lumrah dalam dunia kerja.  Ketiadaan peluang pengembangan karir dapat membuat karyawan yang memiliki fokus untuk mengembangkan diri tidak yakin bisa berkembang di perusahaan.   Mereka pasti akan mencari yang lebih baik dan apa gunanya bertahan di situ.  Orang membangun karir tentunya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, bisa dalam arti jabatan, status, finansial, makna kerja dsb.

Mengundurkan diri bukanlah hal yang melanggar hukum.    Pengunduran diri menjadi pilihan yang dipunyai karyawan bila ia sudah tidak nyaman atau ingin memanfaatkan peluang lain dan ia tidak terikat dengan perjanjian tertentu bila mengundurkan diri, maka mengundurkan diri menjadi salah satu yang bisa dipertimbangkan untuk diambil.

Terkait dengan pengembangan karir, maka waktu yang tepat untuk mengundurkan diri bila kita sudah merasakan stuck atau stagnan, tidak ada lagi tantangan yang dirasakan dari pekerjaan yang saat ini ditangani, bekerja secara auto-pilot, termasuk  atasan langsung tidak mendukung pengembangan diri kita.  Dari faktor eksternal;  ada peluang di luar yang menjanjikan hal yang lebih baik baik dari sisi pekerjaan yang memberikan tantangan dan pertumbuhan diri,termasuk  adanya status, finansial.

Poin-poin apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum resign?

  • Ada pekerjaan baru yang menjadi pengganti pekerjaan sebelumnya atau jika tidak ada pekerjaan baru, pastikan ada dana cadangan untuk hidup paling tidak 3-6 bulan dalam rangka mencari pekerjaan baru.
  • Hindari mengambil keputusan resign berdasarkan emosi (baper) atau sedang emosi.
  • Berpikir jangka panjang (long term). Bekerja idealnya bukan sekedar untuk kebutuhan finansial semata, tetapi yang lebih penting adalah untuk pertumbuhan diri.  Jadi jika Anda berpikir untuk resign, putuskan hal tersebut karena peritmbangan jangka panjang bukan semata karena penghasilannya yang kecil`semata.

Apa tanda-tanda saatnya mengundurkan diri? 

  • Pekerjaan sudah terasa monoton atau bekerja dengan sistem autopilot. Tidak ada lagi yang menarik untuk dikerjakan.  Anda merasa stuck, stagnan, merasa tidak bernilai.
  • Lihat masa depan karir. Apa ada peluang untuk pengembangan karir, jika perusahaan juga tidak tampak berkembang atau mau berubah sudah saatnya mempertimbangkan untuk resign.
  • Tidak ada lagi hal-hal di sekitar Anda yang bisa membuat Anda belajar sesuatu.
  • Saat Anda sudah sering mengusulkan proyek baru, atau sistem baru, tidak ada yang tertarik dengan usul tersebut, termasuk atasan Anda.
  • Tidak ada input ataupun masukan dari atasan langsung untuk meningkatkan pengetahuan atau skill Anda untuk nantinya mengisi pekerjaan di level yang lebih tinggi.
  • Anda kesulitan untuk bangun dan bersemangat kerja di Senin pagi.
  • Kesehatan mulai terganggu, hubungan keluarga mulai berjarak, dan ketiadaan antusiasme melakukan tugas-tugas yang sebelumnya menantang.

Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum resign agar pengunduran diri tidak menjadi penyesalan?

  • Pro –kontra sudah dipertimbangkan dengan baik, masukan dari rekan kerja dan atasan juga, serta pertimbangan dari keluarga atau signifikan other.
  • Mengambil keputusan dengan kepala dingin. Tetapi jangan menjadi over-thinking.
  • Pastikan apa yang ingin Anda lakukan setelah mengundurkan diri, misal mencari kerja lagi, memutuskan untuk wirausaha, pulang kampung melanjutkan bisnis orang tua. Beri target waktu, misal dalam 4 bulan harus sudah dapat pekerjaan baru.
  • Persiapkan mental positif, pantang menyerah, dan take action.
  • Percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Continue Reading

Karir dan perjalanan

Saat orang memilih bekerja, idealnya adalah untuk berkarir, bukan sekedar bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial semata.
Berkarir berarti menjalani sebagian besar dari waktu kerja untuk sebuah tujuan yang lebih bermakna. Berkarir berarti melakukan sebuah proses panjang. Tidak ada seorang yang baru lulus sarjana, sebulan kemudian menjadi manajer handal. Semua butuh waktu, butuh pengorbanan, dan butuh kesadaran untuk menjalani prosesnya.
Karenanya berkarir adalah sebuah perjalanan yang tidak sebentar. Perjalanan yang dimulai dari sejak lulus kuliah hingga sekian puluh tahun kemudian. Saat seseorang yang telah berusia 55 tahun dan pensiun, menengok ke masa silamnya, maka terlihatlah bagaimana perjalanan karirnya.
Seorang yang baru lulus, mungkin tidak terlalu memikirkan bagaimana ia akan berkarir. Dapat kerja saja sudah syukur. Benarkah pemikiran ini? tentunya mendapatkan kerja patut disyukuri, namun jika hanya bertujuan mendapatkan kerja, bukankah menjadi OB, menjadi tukang parkir, adalah juga pekerjaan?
Jika sudah menghabiskan lima tahun untuk belajar dan akhirnya diwisuda, mengapa tidak berupaya untuk benar-benar memikirkan akan kemana Anda akan membawa diri sendiri?
Sekali lagi bekerja atau berkarir adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang pasti ingin Anda syukuri dan bukan Anda sesali.
Continue Reading