Cara Sederhana Tetap Teratur di Tempat Kerja

Jika diuraikan dengan jelas definisi dari produktifitas adalah mengerjakan lebih banyak tugas hingga selesai, cepat dengan waktu yang ditentukan. Seiring dengan makin kerasnya tuntutan pekerjaan, target yang harus dicapai dimanapun dan kapanpun Anda berada, tentunya menjadi sulit untuk dapat menerapkan produktifitas yang sebenarnya. Untuk bisa lebih fokus dan tentunya produktif ditempat kerja, cobalah 5 tips berikut ini.

  1. Awali kegiatan dipagi hari melakukan tugas-tugas detil yang menanti Anda, seperti mengecek email, update informasi terkini dari social media dan hal-hal lainnya. Lakukan kegiatan ini secepat dan sesingkat mungkin, kemudian mulailah untuk mengerjakan tugas hari ini, kurangi semua kegiatan atau aktifitas yang tidak penting dan buang waktu, seperti mengecek notifikasi di gadget Anda, mengobrol dengan rekan kerja dan lain-lain.
  2. Untuk Anda yang menggunakan transportasi umum saat berangkat bekerja, kesempatan ini bisa dilakukan untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan kecil seperti membalas email, melihat update tugas terkini, membaca informasi terbaru dan lainnya. Sehingga ketika tiba di kantor semua sudah siap dan Anda bisa langsung bekerja.
  3. Mengurangi waktu untuk meeting atau diskusi dengan atasan hingga rekan kerja, dengan demikian Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas tanpa ada gangguang waktu meeting.
  4. Buatlah jadwal untuk diri Anda sendiri saatnya istirahat, melihat email, social media dan lainnya, dengan demikian secara focus Anda bisa kembali untuk menyelesaikan tugas yang ada tanpa adanya gangguan atau godaan untuk melakukan kegiatan di luar tugas yang ada.
  5. Jika diperlukan bisa juga Anda menghabiskan waktu bekerja di luar kantor, dengan demikian secara fokus Anda terbebas dari gangguan rutin seperti meeting, rekan kerja dan lainnya. Carilah tempat bekerja yang tenang dan pastikan Anda akan menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Continue Reading

Tips Membuat Resume Secara Online

Saat ini sudah banyak platform yang dipilih untuk memuat resume dan CV Anda secara online, apakah itu melalui Twitter, Facebook, Linkedin, Blog dan masih banyak lagi. Namun tahukah Anda, jika tidak diterapkan dengan benar media-media online ini akan menjadi sia-sia dan sedikit mendapatkan respon dari perusahaan. Artikel berikut ini akan membahas empat tips ampuh membuat resume Anda efektif secara online:

1. Buat resume yang menarik

Jika Anda ingin meng-upload CV dan resume dalam Linkedin, coba buat dulul kerangka yang menarik dan tepat untuk profile di Linkedin, jangan hanya memindahkan data dan informasi yang ada di format words CV dan resume Anda ke media online. Buatlah perbedaan yang ada mulai dari pemilihan kalimat, profile foto dan hal-hal terkait lainnya.

2. Blog

Jika Anda memilih blog untuk penempatan CV dan resume Anda secara online yang perlu diperhatikan adalah, jangan menempatkan CV dan resume Anda di halaman depan blog. Pastikan cv dan resume di blog sarat dengan informasi yang lengkap, tepat dan informatif, hindari terlalu banyak menuliskan informasi dan fokus kepada hal-hal yang relevan saja.

3. Twitter

Jika saat ini Anda tertarik untuk mempromosikan diri di Twitter, pastikan postingan Anda terkait dengan pekerjaan, pengetahuan hingga pengalaman Anda. Hindari untuk menuliskan status yang tidak relevan dan bersifat pribadi, jadikan Twitter sebagai media yang berisikan pengetahuan serta wawasan Anda dengan pekerjaan terkait.

4. Website profesional

Jika Anda berniat untuk memiliki website atau situs profesional dengan nama Anda sebagai alamat URL, pastikan CV dan resume Anda mudah di unduh, dan dilengkapi dengan foto-foto penunjang dan hal-hal lainnya yang bisa dengan mudah dilihat oleh perusahaan.

Continue Reading

Tips Bangkit dari Kegagalan

Tidak dapat dipungkiri kegagalan merupakan hal yang biasa terjadi dalam kehidupan dan karir profesional, baik itu gagal melakukan tugas yang diberikan, gagal menjalankan usaha,hingga gagal mendapatkan posisi di perusahaan yang Anda incar. Berikut ini tips simple cara bangkit dari kegagalan dan rasa kekecewaan yang ada:

1. Cari inspirasi dan kreativitas

Cobalah untuk menemukan inspirasi dan kreativitas yang bisa membantu Anda melupakan rasa kecewa sebelumnya.

2. Mendekatkan diri dengan teman dan keluarga

Biasanya teman dan keluarga Anda menjadi orang pertama yang akan membantu Anda kembali ceria dan termotivasi menghadapi kegagalan bersama-sama.

3. Pengalaman yang berharga

Kegagalan bisa menjadi guru yang paling efektif untuk membantu Anda belajar dan kemudian mengoreksi semua kesalahan yang telah dibuat.

4. Temukan potensi dan peluang lain

Bisa diawali dengan mencari peluang atau pekerjaan baru yang berbeda dengan pekerjaan Anda sebelumnya, atau mencari ide serta kreativitas lainnya yang saat ini sudah .

Continue Reading

5 Kiat Sukses Tingkatkan Karir Anda

Sebagai seorang profesional Anda dituntut untuk memberikan hasil terbaik pekerjaan apa pun yang dibebankan kepada Anda.  Jika Anda berhasil tentunya akan mempengaruhi karir Anda dan performa Anda sebagai seorang profesional.  Berikut lima kiat sukses tingkatkan karir Anda menurut CEO Karirpad, Chandra Ming:

1. Percaya diri

Jika Anda ingin meningkatkan karir ciptakan rasa percaya diri yang besar terhadap semua pekerjaan yang dilakukan.

2. Bekerja dengan baik

Fokuskan diri Anda untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan terkait dengan pekerjaan, hindari terlalu memikirkan hal-hal yang tidak relevan seperti mengeluh tentang kekurangan perusahaan dan hal-hal negatif lainnya.

3. Tunjukkan rencana Anda

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan karir adalah dengan memberikan informasi tentang rencana dan impian karir Anda dengan atasan, dengan demikian nantinya atasan bisa membantu mewujudkan rencana Anda sebagai mentor dan pemandu.

4. Selalu bertanya

Jangan pernah berhenti untuk belajar dan bertanya kepada atasan atau rekan-rekan senior, dengan demikian bukan hanya wawasan yang Anda dapatkan namun juga teman.

5. Tetap fokus

Untuk bisa meningkatkan karir Anda tentunya Anda dituntut untuk selalu fokus dan menikmati proses yang ada.

Continue Reading

Kepribadian dan Karir

Banyak psikolog dan konselor karir yang percaya bahwa kita menjadi lebih puas dan produktif bila menjalani karir yang sesuai dengan kepribadian kita. Tipe kepribadian yang sama cenderung berhubungan satu sama lain dalam tempat kerja. Masing-masing tipe ini menciptakan sebuah lingkungan kerja yang sesuai dengan tipe kepribadian mereka

Kepribadian tidak hanya memprediksi seberapa baik ketrampilan kita cocok dengan tugas-tugas dari pekerjaan tertentu, tapi juga memprediksi bagaimana kita akan ‘fit’ dengan budaya di lingkungan kerja tempat kita berada, budaya tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang yang berada di sekitar kita dan yang berinteraksi dengan kita.

Kepribadian akan mempengaruhi kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja kita dalam bekerja. Jadi tentukanlah karir seperti apa yang Anda inginkan dengan mempelajari diri Anda sendiri secara mendalam.

Pada dasarnya kepribadian adalah ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada diri kita dan relative stabil sepanjang waktu, serta membedakan kita dengan orang lain. Pada dasarnya setiap manusia adalah unik. Keunikan ini terjadi karena gabungan unsur genetic, temparamen, pengaruh lingkungan dan sifat yang dimiliki oleh seseorang.

Ada banyak sekali teori kepribadian dalam psikologi. Salah satunya yang terkenal adalah Teori Jung, yang dioperasionalisasikan dalam 16 tipe kepribadian oleh Myers Bright, saat ini dikenal dengan nama MBTI. 16 tipe kepribadian berdasar 8 tipe dasar. Yakin Introvert – Extrovert, Sensing – Intuitive, Thinking – Feeling, Perceiving – Judging.

Continue Reading

Komunikasi Non-Verbal yang Wajib di Perhatikan Ketika Menghadapi Wawancara Kerja

Proses wawancara adalah bagian penting dalam serangkaian proses seleksi maupun asesmen yang bertujuan untuk memetakan potensi karyawan. Berbeda dengan rangkaian tes lain yang memiliki pola tertulis atau kadang berhadapan dengan komputer, proses ini melibatkan interaksi langsung dengan pewawancara. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan komunikasi non-verbal. sebagai berikut:

  1. Berpenampilan tepat. Anda tidak harus mengenakan blazer, namun tetap formal seperti kemeja (laki-laki) sementara perempuan juga memiliki banyak alternatif.
  2. Jabat tangan hangat dan percaya diri. Pada saat berjabat tangan, mulailah membangun kontak mata dan senyum tulus sembari menyebutkan nama Anda.
  3. Kontak mata. Kontak mata juga menggambarkan bagaimana Anda membangun interaksi sosial yang hangat dan professional.
  4. Gesture tepat. Gerakan tubuh seperti menyilangkan kaki, menyentuh dagu dengan jari, mengangkat bahu, mencondongkan tubuh/sebaliknya, dsb, termasuk bagian yang perlu Anda perhatikan dalam wawancara. Ciptakan suasana rileks, perhatikan kebiasaaan diri sendiri, dan berlatihlah untuk mengendalikan agar tidak mengganggu konsentrasi dalam wawancara.
  5. Bersikap sopan. Apabila proses interview dilakukan setelah serangkaian proses tes yang panjang, kelola emosi dan diri untuk tetap tenang dan rileks.
  6. Senyum. Cobalah untuk tersenyum dengan tulus karena ini akan membantu diri sendiri untuk lebih rileks sehingga dapat berbincang dengan pewawancara dengan lancar.
  7. Jarak personal pewawancara. Perhatikan jarak personal seperti tidak terlalu mencondongkan tubuh ke arah pewawancara, atau menggeser kursi hingga berdampingan atau membentuk sudut L.
  8. Merespons komunikasi non verbal pewawancara. Perhatikan respons non verbal pewawancara seperti kernyitan dahi, tarikan bahu, sorot mata termasuk senyum. Sama dengan interaksi sosial informal, beberapa gesture itu memiliki arti atau mewakili bahasa verbal seperti, ‘., mengapa bisa seperti itu’ Bagaimana Anda melakukannya?? termasuk menyangsikan pernyataan atau ingin mengajukan interupsi.
  9. Hindari pertentangan antara komunikasi verbal dan non verbal. Selama Anda tampil dengan jujur, sebenarnya kemungkinan pertentangan ini kecil terjadi.
  10. Sampaikan pesan secara sistematis dan terstruktur, namun luwes. Pelajari teknik STAR (Situasi, Task, Action, Result) yakni menjawab dengan menjelaskan Situasi pada saat kejadian, Task/Tugas-gambaran tugas atau target yang harus dicapai serta peran saat itu, Action- tindakan yang dilakukan, dan Result/Hasil yang didapat.
  11. Berbincang, bukan question-answer. Usahakan agar jawaban/penjelasan Anda mengalir seperti berbincang. Hal ini hanya bisa terjadi jika Anda memperhatikan tips di atas seperti kontak mata, gesture, juga memperhatikan respons non verbal pewawancara.
  12. Suara jelas. Perhatikan volume, nada dan intonasi suara Anda ketika berbincang dalam interview agar tidak terlalu keras atau justru lirih.
Continue Reading

Empat Jurus Mempersiapkan Wawancara Kerja

Wawancara kerja merupakan salah satu metode seleksi untuk mendapatkan orang yang tepat di posisi tertentu. Tahap wawancara ini sangat menentukan bagi pencari kerja karena langsung berhadapan dengan pemberi kerja, kadang malah berhadapan langsung kepada calon atasan.

Sebelum menjalani proses wawancara, ada persiapan yang harus dilakukan agar wawancara berjalan lancar. Berikut tiga jurus mempersiapkan wawancara kerja:

  1. Mempelajari dengan baik dan detail info yang diberikan dalam surat lamaran dan daftar riwayat hidup. Hal ini penting agar Anda bisa menjawab secara konsisten antara apa yang ditulis dan diterangkan saat wawancara.
  2. Pelajari atau ingat-ingat apa yang pernah ditanyakan dalam wawancara yang pernah Anda lakukan sebelumnya dan pahami kendala-kendala yang biasa Anda hadapi kemudian coba perbaiki.
  3. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait dengan perusahaan yang dituju, misalnya melalui internet. Siapkan pertanyaan terbaik, bila Anda diberi kesempatan bertanya. Ini menunjukkan Anda tertarik dengan perusahaan dan telah melakukan persiapan yang baik.
  4. Miliki perasaan siap (feeling prepared).  Semakin siap Anda menjalani wawancara, semakin besar kemungkinan Anda diterima bekerja.  Wawancara adalah saatnya Anda ‘menjual’ kemampuan Anda, sebagai solusi bagi perusahaan.  Maka, sudah semestinya Anda mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan optimal akan memunculkan perasaan siap.  Perasaan siap akan meningkatkan kepercayaan diri.  Kepercayaan diri yang baik, membuka peluang diterima yang semakin tinggi.

Sukses!

Continue Reading

Kapan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri?

Mengundurkan diri adalah hal yang lumrah dalam dunia kerja.  Ketiadaan peluang pengembangan karir dapat membuat karyawan yang memiliki fokus untuk mengembangkan diri tidak yakin bisa berkembang di perusahaan.   Mereka pasti akan mencari yang lebih baik dan apa gunanya bertahan di situ.  Orang membangun karir tentunya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, bisa dalam arti jabatan, status, finansial, makna kerja dsb.

Mengundurkan diri bukanlah hal yang melanggar hukum.    Pengunduran diri menjadi pilihan yang dipunyai karyawan bila ia sudah tidak nyaman atau ingin memanfaatkan peluang lain dan ia tidak terikat dengan perjanjian tertentu bila mengundurkan diri, maka mengundurkan diri menjadi salah satu yang bisa dipertimbangkan untuk diambil.

Terkait dengan pengembangan karir, maka waktu yang tepat untuk mengundurkan diri bila kita sudah merasakan stuck atau stagnan, tidak ada lagi tantangan yang dirasakan dari pekerjaan yang saat ini ditangani, bekerja secara auto-pilot, termasuk  atasan langsung tidak mendukung pengembangan diri kita.  Dari faktor eksternal;  ada peluang di luar yang menjanjikan hal yang lebih baik baik dari sisi pekerjaan yang memberikan tantangan dan pertumbuhan diri,termasuk  adanya status, finansial.

Poin-poin apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum resign?

  • Ada pekerjaan baru yang menjadi pengganti pekerjaan sebelumnya atau jika tidak ada pekerjaan baru, pastikan ada dana cadangan untuk hidup paling tidak 3-6 bulan dalam rangka mencari pekerjaan baru.
  • Hindari mengambil keputusan resign berdasarkan emosi (baper) atau sedang emosi.
  • Berpikir jangka panjang (long term). Bekerja idealnya bukan sekedar untuk kebutuhan finansial semata, tetapi yang lebih penting adalah untuk pertumbuhan diri.  Jadi jika Anda berpikir untuk resign, putuskan hal tersebut karena peritmbangan jangka panjang bukan semata karena penghasilannya yang kecil`semata.

Apa tanda-tanda saatnya mengundurkan diri? 

  • Pekerjaan sudah terasa monoton atau bekerja dengan sistem autopilot. Tidak ada lagi yang menarik untuk dikerjakan.  Anda merasa stuck, stagnan, merasa tidak bernilai.
  • Lihat masa depan karir. Apa ada peluang untuk pengembangan karir, jika perusahaan juga tidak tampak berkembang atau mau berubah sudah saatnya mempertimbangkan untuk resign.
  • Tidak ada lagi hal-hal di sekitar Anda yang bisa membuat Anda belajar sesuatu.
  • Saat Anda sudah sering mengusulkan proyek baru, atau sistem baru, tidak ada yang tertarik dengan usul tersebut, termasuk atasan Anda.
  • Tidak ada input ataupun masukan dari atasan langsung untuk meningkatkan pengetahuan atau skill Anda untuk nantinya mengisi pekerjaan di level yang lebih tinggi.
  • Anda kesulitan untuk bangun dan bersemangat kerja di Senin pagi.
  • Kesehatan mulai terganggu, hubungan keluarga mulai berjarak, dan ketiadaan antusiasme melakukan tugas-tugas yang sebelumnya menantang.

Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum resign agar pengunduran diri tidak menjadi penyesalan?

  • Pro –kontra sudah dipertimbangkan dengan baik, masukan dari rekan kerja dan atasan juga, serta pertimbangan dari keluarga atau signifikan other.
  • Mengambil keputusan dengan kepala dingin. Tetapi jangan menjadi over-thinking.
  • Pastikan apa yang ingin Anda lakukan setelah mengundurkan diri, misal mencari kerja lagi, memutuskan untuk wirausaha, pulang kampung melanjutkan bisnis orang tua. Beri target waktu, misal dalam 4 bulan harus sudah dapat pekerjaan baru.
  • Persiapkan mental positif, pantang menyerah, dan take action.
  • Percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Continue Reading

Karir dan perjalanan

Saat orang memilih bekerja, idealnya adalah untuk berkarir, bukan sekedar bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial semata.
Berkarir berarti menjalani sebagian besar dari waktu kerja untuk sebuah tujuan yang lebih bermakna. Berkarir berarti melakukan sebuah proses panjang. Tidak ada seorang yang baru lulus sarjana, sebulan kemudian menjadi manajer handal. Semua butuh waktu, butuh pengorbanan, dan butuh kesadaran untuk menjalani prosesnya.
Karenanya berkarir adalah sebuah perjalanan yang tidak sebentar. Perjalanan yang dimulai dari sejak lulus kuliah hingga sekian puluh tahun kemudian. Saat seseorang yang telah berusia 55 tahun dan pensiun, menengok ke masa silamnya, maka terlihatlah bagaimana perjalanan karirnya.
Seorang yang baru lulus, mungkin tidak terlalu memikirkan bagaimana ia akan berkarir. Dapat kerja saja sudah syukur. Benarkah pemikiran ini? tentunya mendapatkan kerja patut disyukuri, namun jika hanya bertujuan mendapatkan kerja, bukankah menjadi OB, menjadi tukang parkir, adalah juga pekerjaan?
Jika sudah menghabiskan lima tahun untuk belajar dan akhirnya diwisuda, mengapa tidak berupaya untuk benar-benar memikirkan akan kemana Anda akan membawa diri sendiri?
Sekali lagi bekerja atau berkarir adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang pasti ingin Anda syukuri dan bukan Anda sesali.
Continue Reading