Tips Memilih Career Coach

Career coach adalah partner yang dapat membantu kamu untuk mengembangkan dan mencapai tujuan karir. Seorang career coach juga pendukung sekaligus mitra yang bisa dipercaya dalam proses menjalani dan mengembangkan karir. Bisa dibilang seorang career coach dapat membantu melihat perspektif baru sekaligus juga mendukung kesuksesan karir.

Seorang career coach bisa berperan dalam membantu proses membangun karir, mulai dari mencari kerja, transisi karir hingga mengatasi permasalahan karir. Termasuk juga membimbing dan memberi dukungan dalam menyusun dan mengimplementasikan tujuan karir ke dalam strategi karir yang efektif dan efisien.  

Career coach sudah seperti seorang partner bagi individu lain. Tugas career coach adalah memastikan bahwa  klien berkomitmen mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.  Jika klien mengalami kesulitan atau kebuntuan, maka career coach akan meng-coaching klien tersebut terkait beragam masalah yang dihadapinya dan mengatasi kebuntuan tersebut untuk kembali fokus berupaya mencapai tujuannya.

Seorang career coach biasanya akan mengajak klien memahami diri klien itu sendiri dulu, selanjutnya mendorong klien menyadari apa langkah penting yang harus dilakukannya, dan terakhir membangun komitmen klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannyan tersebut. 

Jadi sebelum kamu mengikuti career coaching, berikut beberapa tips yang dapat membantu kamu dalam memilih seorang career coach:

Berpengalaman

Carilah seorang career coach profesional yang telah berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi. Career coach yang berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi dipercaya dapat membantu klien mencapai tujuan karir dengan sukses. Semakin banyak klien yang ditangani, semakin banyak pengalaman profesional yang dikembangkan oleh seorang career coach

Bersertifikasi

Carilah seorang career coach yang sudah memiliki sertifikasi. Sertifikasi menunjukkan bahwa seorang coach telah mengikuti pelatihan profesional sebagai coach profesional. Pelatihan ini memiliki standar minimal jam belajar dan pengalaman melakukan coaching. Walaupun tidak menjamin bahwa memiliki sertifikat berarti dapat menjalankan perannya dengan baik, namun sertifikasi menunjukan seseorang memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalani peran sebagai coach.

Mau mendengarkan dan memahami klien

Carilah career coach yang memiliki kemampuan untuk mendengarkan secara aktif. Seorang career coach profesional harus bersedia dan mampu mendengarkan apa saja yang klien katakan dan memiliki mental positif guna memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri klien. Karena dari percakapan itulah, seoraang career coach akan mampu membantu klien meraih tujuan yang diinginkan.

Mampu mengeluarkan potensi terbaik dari diri klien

Tujuan coaching adalah membantu klien mencapai tujuannya. Bila sesuatu sudah tercapai, dan klien memiliki tujuan lain,  coach dapat  mendampinginya lagi mencapai tujuan lain tersebut. Tentunya hal ini dilakukan sesuai kesepakatan bersama antara klien dan coach.

Sehingga dalam proses coaching, seorang career coach perlu menajamkan pandangannya untuk menggali  potensi-potensi terbaik klien dan membuat klien mampu berkomitmen untuk mengimplementasikan potensi-potensinya tersebut dalam sebuah tindakan nyata.

Continue Reading

Memilih Karir sulitkah

Seperti juga memilih pasangan hidup, memilih karir membutuhkan pemikiran dan keputusan yang matang. Bukan berarti karir yang Anda pilih saat ini akan menjadi pilihan seumur hidup, tetapi pilihan karir saat ini menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda. Bahkan untuk beberapa orang karir menjadi identitas dirinya.

Ada yang mempertahankan pilihan karir pertama sebagai karirnya hingga akhir pensiun, hal ini banyak kita jumpai pada profesi-profesi yang sudah stabil, seperti dokter, auditor, dan pengacara. Tetapi, ada juga yang menempuh beberapa pekerjaan hingga akhirnya menetapkan diri untuk berkarir pada pilihan terakhirnya. Ada juga yang memilih untuk tidak berkarir, sepanjang finansial terpenuhi cukuplah. Ya, pilihan berkarir atau bekerja, kembali ke orang masing-masing. orang yang memandang dirinya bekerja (melakukan pekerjaan tertentu) belum tentu berkarir, tetapi orang yang berkarir sudah pasti bekerja. Itulah mengapa berkarir itu lebih sulit daripada sekedar bekerja, memilih karir apa yang ingin ditekuni tentunya menjadi dasar utama sebelum berkarir di bidang tersebut.

Kembali ke inti persoalan. Sulitkah memilih karir? Menurut saya, memutuskan memilih mau berkarir sebagai apa itu gampang-gampang susah.

Untuk orang-orang yang bakatnya sudah terlihat nyata sejak kecil, seperti Joey Alexander, pianis muda Indonesia yang menjadi nominator Grammy 2016, tentu perjalanan karirnya sudah bisa dipastikan di masa depan. Tetapi, kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang minat dan bakatnya belum terlihat nyata. Bagaimana cara kita memutuskan memilih karir, sementara kita sendiri tidak tahu mau jadi apa?

Memilih karir itu seperti mengerjakan Sudoku, perlu pintar-pintar mencocokkan angka mana yang tepat, dengan mempertimbangkan kolom-kolom lain yang belum terisi. Demikian juga karir, ada bagian-bagian dari diri kita yang belum kita gali atau yang belum kita kenali, yang ternyata menjadi kelebihan kita.

Ada proses yang harus dijalani dalam perjalanan hidup kita, mungkin di masa muda kita memilih karir A, setelah menjalani sekian tahun ternyata bukan di situ tempatnya. Kemudian pindah berkarir di profesi B, ternyata baru beberapa bulan sudah tidak nyaman. Pindah ke profesi C. Akhir setelah menjalani beragam profesi A hingga Z profesi, ternyata profesi yang tepat untuknya adalah menjadi wirausahawan. Orang-orang yang melalui proses ini atau proses coba-coba atau trial and error tentunya orang yang berani mengambil resiko, tentunya dengan perhitungan yang matang. Karena ada juga yang menjalani proses coba-coba hanya karena nekad atau mengikuti kata hati. Kemudian tidak berani mencoba lagi karena ternyata umur terus berjalan, sementara waktu habis mencoba dan akhirnya terperangkap di zona nyaman atau lebih parah di zona stuck.

Pada akhirnya, menurut saya, memutuskan untuk berkarir sebagai apa adalah suatu proses yang harus dijalani. Hal tersebut menjadi bagian dari hidup seseorang, mau tidak mau. Bahkan menjadi ibu rumah tangga, adalah sebuah karir. Bukan hanya diri sendiri yang perlu dikenali, tetapi juga lingkungan, karakteristik profesi/pekerjaan yang akan ditekuni tentunya juga menjadi bagian yang harus dipahami siapapun yang ingin berkarir.

Bukan memilih karirnya yang sulit, tetapi proses untuk mengenali diri sendiri itulah yang sulit.

Continue Reading

Tips Menghadapi Wawancara Kerja Untuk Freshgraduate

Saat melamar pekerjaan tentu kita akan dihadapkan dengan sejumlah tahapan yang harus di lalui, salah satunya wawancara kerja. Biasanya, tahap wawancara kerja ini merupakan sebuah tahap yang krusial dan merupakan tahap yang paling mendebarkan.

Sampai saat ini tahap wawancara kerja masih dipandang sebagai salah satu proses yang tidak tergantikan dalam mengevaluasi calon karyawan potensial, sekaligus juga menjadi tahap penentu diterima atau tidaknya kandidat untuk bekerja di perusahaan. 

Menghadapi interview kerja memang tidak gampang, apa lagi bagi pemula. Selain pengalaman pertama, banyak hal baru yang perlu Anda pelajari dan persiapkan sebab tak pernah diajarkan secara detail di sekolah atau kuliah. Maka, kamu secara tak langsung dituntut untuk memberi kesan pertama yang impresif, baik dalam pembawaan diri maupun jawaban-jawaban selama proses interview.  Di tahap ini, pewawancara akan melihat langsung siapa kita, seperti apa kepribadian, perilaku, dan cara kita mempresentasikan diri. Kita akan dipandang dan dinilai pantas atau tidak bergabung dengan  perusahaan.

Agar kamu dapat lolos di tahap wawancara ini kamu butuh persiapan yang matang.  Salah satu penyebab tidak lulusnya wawancara kerja adalah tidak ada atau kurangnya persiapan. Ketika wawancara kerja berlangsung, peserta akan merasa gugup dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh interviewer atau si pewancara. Untuk itu, penting mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menghadapi wawancara kerja.

Menurut riset careernews, sebanyak 67% pelamar kerja gagal pada dalam tahap  interview karena tidak dapat melakukan kontak mata dengan baik. Sedangkan 33%, gagal menunjukan ekspresi diri yang baik selama wawancara kerja berlangsung.

Yang perlu dilakukan dalam wawancara kerja adalah meninggalkan kesan baik. Dengan demikian, interviewer mengingatmu saat membuat keputusan. Setidaknya kamu perlu menjadi diri sendiri dengan mengedepankan sesuatu yang unik dan menarik yang bisa diingat dan kemudian dipertimbangkan untuk lolos di tahap wawancara ini.

Gunakan waktu interview sebaik-baiknya untuk mempromosikan dirimu secara wajar, baik lewat jawaban yang memuaskan dan sesuai kenyataan maupun dengan sikap dan perilaku yang santun.  Tidak ada orang yang tidak terkesan, bila kita mampu menunjukkan respek dan sikap santun pada orang lain. Dengan cara ini, kamu turut perbesar kesempatan untuk diterima kerja. Meski demikian, yang terpenting ialah kesiapan mental, berusaha untuk selalu tenang dan rileks, jauhkan perasaan tertekan.  Plus, jalani dengan penuh semangat ya!

Continue Reading

Seberapa Penting Passion Dalam Karir

Bisa berkarir di bidang yang disukai apalagi dicintai pastilah didambakan oleh setiap orang. Bagaimana tidak? Selain kita bisa selalu semangat karena melakukan pekerjaan yang kita cintai, kita juga dibayar atas apa yang kita kerjakan tersebut.

Setiap orang berharap supaya bisa bekerja sesuai passion yang dimiliki agar bisa lebih menikmati apa yang dikerjakannya. Tapi apa daya, hal ini tidak mudah diwujudkan. Bukan karena skill yang tidak memadai, tapi karena lapangan pekerjaan yang terbatas seringkali menghambat keinginan seseorang untuk bekerja sesuai passionnya.

Bisa dibilang tak semua orang beruntung menemukan pekerjaan sesuai dengan passion sejak awal bekerja. Kadang bahkan seseorang tidak mengenali apa passion-nya. Hal ini bisa dikarenakan faktor kondisi, minat yang terus berubah, dan juga belum banyaknya pengalaman untuk terus tumbuh dan mengeksplorasi. 

Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion juga butuh proses dan menemukan passion memang tidak mudah, kadang-kadang seseorang harus mengenali terlebih dahulu apa yang menjadi ‘blind-spot’ nya sebelum mengetahui passion-nya. Seseorang bahkan perlu mengeksplorasi beberapa minat dan bekerja di beberapa bidang hingga pada akhirnya menemukan passion yang dicarinya selama ini. 

Pada intinya, semakin kita mengenali diri sendiri, akan semakin mudah kita mengetahui apa yang kita butuhkan dalam berkarir. Paling tidak, dengan kita mengetahui dan mengenali kelebihan dan keterbatasan  diri sendiri, akan semakin mudah mengidentifikasi passion. Salah satunya adalah mengenali profil kepribadian dan minat kerja kita, apakah lebih suka bekerja dengan ide, orang,  benda atau data, hal ini akan sangat membantu kita untuk bisa menentukan pilihan karir di awal mencari pekerjaan.

Untuk mempunyai karir di bidang yang sesuai dengan passion kita memang membutuhkan kerja keras, bahkan kadang pengorbanan. Tidak semua keahlian atau skill kita memiliki prospek kerja yang menjanjikan. Demi mengejar passion, Anda mungkin harus berusaha lebih keras dibandingkan orang lain. Banyak jatuh bangun dan perlu lebih banyak menerima kritik dari orang-orang terdekat yang tidak suka dengan keputusan yang Anda ambil. Meskipun tidak semua orang mengalaminya. 

Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Harvard Business Review (2016), punya tujuan dalam hidup membantu memperpanjang usia seseorang hingga 15%. Begitu juga dengan punya tujuan dalam bekerja. Sesekali jenuh dengan pekerjaan itu wajar. Namun bila sudah merasa stuck dan burn out, mungkin ini waktunya Anda mencari dan menemukan kembali tujuan dan passion Anda dalam bekerja.  

Apapun yang sedang Anda jalani merupakan proses perjalanan hidup dan karir Anda. Jadi, nikmati saja proses penemuan passion dalam karir. Karena banyak orang yang juga menjalani proses yang sama dalam kurun waktu tahunan. Tak ada cara instan menemukan jati diri termasuk dalam kaitannya dengan karir Anda.

Selamat berproses dan menjadi diri yang terbaik!

Continue Reading

Tips Melakukan Perencanaan Karir

“Efforts and courage are not enough without purpose and direction.” — John F. Kennedy

Tidak semua orang paham bagaimana cara merencanakan karir dengan baik. Kita semua tentu ingin sukses dalam karir, namun kadang tak paham cara meraihnya. Perencanaan karir adalah salah satu cara mengenal diri dengan lebih baik. Dalam merencanakan karir, kita dihadapkan untuk mengenali dan memahami apa visi kita, menganalisis keterampilan, kekuatan, kelemahan, pencapaian, dan hal-hal lain tentang diri sendiri. Semakin baik dalam mengenali diri sendiri, akan semakin baik pula dalam membuat perencanaan karir.

Sesungguhnya dalam perencanaan karir yang ditekankan bukan hanya pada pekerjaan apa yang nantinya kita peroleh, tetapi pada persiapan-persiapan apa yang telah dan akan kita lakukan. Salah satunya persiapan yang sangat penting adalah memilih pendidikan dan keterampilan yang akan dikembangkan.

Ketika melakukan perencanaan karir coba ketahui dulu apa kemampuan kamu dan cobalah dengan memulai mempelajari kembali siapa diri kamu dengan lebih mendalam. Ingat hal-hal apa saja yang dapat kamu lakukan dengan sangat baik. Hal ini bisa saja sesuai dengan latar belakang pendidikan formal yang dulu kamu ambil ataupun kemampuan yang sudah kamu dalami setelahnya.

Minat juga menjadi salah satu faktor penting dalam melakukan perencanaan karir, karena melakukan sesuatu yang tidak disukai biasanya memberikan hasil yang tidak sesuai ekspektasi. Oleh sebab itu, pilihlah karir yang sejalan dengan minatmu. Khususnya jika kamu masih muda, janganlah takut untuk belajar dan mencoba.

Banyak orang berhasil dalam karir karena berani mencoba, dan tidak takut gagal, serta selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaan yang mereka tekuni.

Masa depan adalah seperti apa yang kita rencanakan di saat ini. Merencanakan adalah langkah awal meraih masa depan yang gemilang. Jarang sekali ada masa depan gemilang, tanpa perencanaan yang matang dalam meraihnya. Demikian juga dalam perencanaan karir, seringkali kita perlu meluangkan waktu untuk mengenal diri sendiri, dan melihat peluang di luar diri kita. Lebih awal dalam merencanakan karir akan lebih baik, syaratnya harus bertindak sesuai rencana dan mengevaluasinya secara rutin.

Saat menyusun rencana karir, kamu membutuhkan strategi yang matang, dan tentu akan lebih baik jika diikuti dengan pengenalan diri. Pasalnya, saat merancang rencana ini, kamu juga perlu rutin mengevaluasi dan menganalisis keterampilan, kekuatan, serta kelemahan yang kamu miliki dan apa yang harus dilakukan untuk bisa sukses dalam karir di masa depan.

Tentunya untuk mewujudkan karir yang sukses dibutuhkan kesabaran, dan konsistensi. Percaya bahwa kerja keras, dan kerja pintar akan membuahkan hasil yang manis.  Usaha tidak pernah mengkhianati hasil.  

Selain itu kamu juga harus jeli dalam melihat perusahaan tempat kamu bekerja. Hal ini penting karena perusahaan yang baik akan membantu kamu mencapai karir yang kamu rencanakan. Dalam memilih perusahaan cobalah melihat bagaimana perusahaan tersebut mendukung karyawan baik dalam suasana kerja, kesempatan yang diberikan untuk pengembangan diri dalam bekerja, atau kesempatan memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi.

Demikian tips-tips sederhana dalam merencanakan karir. Sukses selalu dalam karir kamu.

Continue Reading

Tips Menyikapi Kritikan dengan Cara yang Tepat

Apa Anda pernah mendapatkan kritik dari atasan atau rekan kerja? Memang tak enak ketika kita dikritik, entah itu oleh atasan atau rekan kerja. Anda merasa hasil kerja Anda tidak dipandang, kemampuan Anda dipertanyakan, atau pribadi Anda diremehkan. Kritikan juga bisa mempengaruhi kreativitas, produktivitas, dan motivasi kerja.

Namun, kita bisa memandang bahwa kritikan adalah bagian dari pembelajaran dalam membangun karir. Kritikan memang tidak menyenangkan dan mengganggu kita. Namun bila kita menerimanya, walau merasa kesal, malu, bahkan marah, kita tetap akann mendapatkan manfaat atas kritik tersebut daripada bersikap defensif atau tidak menerima kritikan tersebut.

Ada baiknya tidak terlalu mengambil hati atas kritikan ataupun ulasan buruk atas hasil kerja kita. Performa kerja lebih kepada bagaimana perilaku kerja kita dinilai, dan bukan pribadi kita sebagai personal.  Dengan menerima kritik sebagai bagian dari pembelajaran, maka dampak positif dapat kita capai.

Saat mendapatkan kritikan sebaiknya tenangkan diri. Coba lakukan introspeksi untuk menjawab semua kritikan tersebut dengan jiwa besar. Saat performa diri dalam kondisi yang labil, maka kritikan biasanya akan dipahami secara negatif, dan secara otomatis akan mengakibatkan diri kita merasa tertekan. Jadi, pastikan untuk menjadikan setiap kritikan sebagai pengetahuan berharga dalam upaya memperkuat kualitas diri.

Menurut Dr. Hendrie Weisenger dalam bukunya, How to Deal with Criticism, kritik itu diperlukan karena memberi informasi kepada kita apa yang penting dalam hidup kita. Contoh dalam relasi dengan pasangan, memberi dan menerima kritik dengan pendekatan yang positif adalah kunci untuk membantu Anda tumbuh bersama. Sementara dalam dunia kerja, organisasi akan berkembang atau gagal berdasarkan evaluasi atas tugas dan hasil kerja. 

Jadikan setiap kritikan sebagai energi positif yang membangkitkan motivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi di masa depan.  Jangan pernah biarkan sikap pesimistis orang lain terhadap kemampuan diri sendiri merusak semua potensi hebat yang ada di dalam diri kita.

Kita harus menjadi pribadi tegar, yang tak tergoncangkan oleh badai kritik. Bahkan kalau perlu kita jawab semua keraguan orang lain terhadap diri kita dengan prestasi dan cara kerja yang lebih hebat dari yang diminta atasan.

Saat hasil kerja dikritik, berbahagialah. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran untuk membangun diri kita. Kita bisa menjadikan kritik tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki pekerjaan yang dinilai masih kurang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Buktikan kepada atasan bahwa kita bisa melakukan lebih dari yang kita kerjakan tersebut. Dengan melontarkan kritikan pedas, bisa jadi atasan kita melihat potensi sesungguhnya dalam diri kita dan berharap kita menyadarinya.  Jadikan kritikan sebagai motivasi untuk diri Anda agar bisa bekerja lebih maksimal lagi ke depan. Kritikan merupakan hal yang wajar dan hampir semua pekerja pernah mengalaminya.

Continue Reading

Meningkatkan Skill Dalam Bekerja

Kunci mencapai karir yang memuaskan adalah dengan meningkatkan skill kerja. Skill yang terus diasah merupakan salah satu kunci sukses berkarir. Jangan pernah membiarkan diri stagnan. Kita harus punya motivasi dan keyakinan untuk terus maju.

Namun, tak cuma motivasi dan keyakinan saja, kita perlu bertindak untuk membangun skill yang mumpuni. Upgrade skill akan membuka kesempatan lebih besar untuk meraih posisi yang Anda inginkan.  Hal ini juga berarti Anda mengembangkan diri Anda untuk lebih baik dan siap menghadapi persaingan di kantor.

Meningkatkan skill merupakan salah satu cara kita tetap bisa bersaing dengan karyawan lain. Jika kita sudah memasuki dunia kerja, maka persaingan sehat dengan mengedepankan skill, pengetahuan, dan sikap kerja merupakan kunci kesuksesan karir seseorang.

Meningkatkan skill pun bisa kita lakukan dengan berbagai cara. Mulailah untuk tidak malas ketika berangkat bekerja. Anda harus memiliki jiwa dan rasa yang penuh semangat untuk bekerja agar pada saat sampai di kantor, aura positif ada pada Anda sendiri.

Tidak sering menunda pekerjaan adalah hal yang juga penting dilakukan. Bila diberi pekerjaan atau tugas oleh atasan, segera lakukan dengan baik dan cepat. Jika kita menunda-nundanya, pasti kerjaan akan menumpuk karena ditambah dengan pekerjaan yang baru. Pada akhirnya Anda hanya bisa mengeluh dan menganggap perusahaan kejam memperlakukan Anda. Efeknya Anda sendiri yang semakin terpuruk.  Saatnya membangun mindset positif dan mengambil kendali atas keberhasilan atau kegagalan diri sendiri.

Jika Anda sudah menjadi karyawan lama, maka tantangannya adalah untuk tetap semangat dan tidak loyo.  Apalagi bila perusahaan terus menambah karyawan baru, maka skill yang semakin tinggi justru harus dibangun. Dengan terus meningkatkan kemampuan, maka kompetensi Anda tidak akan kalah dengan karyawan baru.

Selain itu, atur waktu dan prioritas untuk belajar secara mandiri.  Gunakan free e-learning yang ada di kantor atau yang tersedia gratis di internet untuk meningkatkan skill Anda. Jika skill tertentu tidak tersedia gratis. Investasikan uang gaji Anda sendiri untuk meningkatkan skill Anda.  Karena bagaimanapun, Anda yang akan memiliki skill tersebut dan bisa meningkatkan nilai jual diri saat mencari pekerjaan baru.

Pada akhirnya, Anda sebagai karyawan harus memulai dari dalam diri sendiri. Jika Anda belum ada niatan untuk menjadi karyawan yang bisa diandalkan di perusahaan, bagaimana bisa ada kemauan untuk meningkatkan skill?

Continue Reading

Ini dia! Tips Memilih Career Coach yang Cocok untuk Anda

Career coach merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia yang melayani pendampingan dalam memilih dan mengembangkan karir.  Hal ini membuat profesi career coach menjadi sebuah profesi yang dibutuhkan banyak orang.  Saat ini profesi coach juga disebut-sebut sebagai profesi yang cukup banyak diminati.

Namun, sebelum Anda memutuskan dan menyewa seorang career coach, ada tiga hal penting yang perlu Anda perhatikan. Apa saja itu? Yuk, simak informasinya sebagai berikut.

Identifikasi Kebutuhan Anda dengan Baik

Hal yang pertama perlu Anda lakukan  sebelum menyewa seorang coach profesional adalah mengidentifikasi kebutuhan Anda dengan baik. Sebab, setiap coach memiliki keistimewaan serta spesialisasinya masing-masing.

Untuk itu, mengetahui kebutuhan Anda dengan tepat merupakan hal krusial sehingga tidak salah dalam memilih coach. Dengan mengidentifikasi kebutuhan Anda secara spesifik, Anda dapat menghemat waktu dengan fokus pada keahlian coach yang paling spesifik sesuai yang Anda butuhkan.  Di sisi lain, Anda juga akan mendapatkan ilmu yang tepat sasaran dan tidak setengah-setengah.

Cek Kualifikasi Coach

Semua orang termasuk Anda tentunya menginginkan coach yang berkualitas dan kompeten, bukan? Nah, untuk mengetahui kualitas career coach, ada baiknya Anda memperhatikan kualifikasi yang dimiliki coach tersebut.  Lakukan googling untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail.

Empat hal berikut ini dapat Anda jadikan pertimbangan dalam menentukan kualitas coach yang hendak Anda pilih, yaitu:

1. Sekolah/latar belakang keilmuan coach tersebut, apakah diakui secara internasional atau tidak.

2. Memiliki sertifikat seorang coach.  Jika tidak, Anda perlu memastikan apa landasan ilmu yang digunakannya pada saat coaching.

3. Spesialisasi coaching.

4. Pengalaman coaching dan lama jam terbang.

Lakukan pertemuan pendahuluan (cek chemistry)

Tahapan berikutnya jika Anda telah menemukan calon coach yang diinginkan adalah melakukan pertemuan tatap muka awal atau melalui meeting online.  Ini dibutuhkan untuk melihat tingkat kecocokan kepribadian Anda dan coach, termasuk mencermati gayanya dalam memberikan coaching. 

Pada dasarnya coaching membutuhkan waktu dan proses. Memiliki chemistry yang baik dengan coach yang Anda pilih akan sangat membantu proses coaching Anda.  Hal ini tentu perlu diperhatikan dengan baik.  

Jika Anda tidak merasa nyaman dan cocok dengan coach yang Anda pilih, proses coaching menjadi tidak berjalan dengan baik akibatnya Anda sendiri yang rugi. Alhasil, bukannya dari sisi finansial yang rugi, tapi proses pengembangan diri Anda terhambat.  

Seringkali coach profesional, memberikan probono coaching (sesi coaching gratis kepada calon klien).  Gunakan fasilitas ini untuk mengenali calon coach Anda. Semakin cocok chemistry Anda dengan coach, akan semakin baik proses pengembangan diri yang dilakukan. 

Demikian tiga tips memilih coach. Semoga bermanfaat!

Continue Reading

Empat Cara Mudah Mengenali Kualitas Career Coach

Seorang career coach, sebagaimana profesi lainnya juga memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda, tergantung dari proses yang dijalani oleh masing-masing career coach tersebut.

Bagaimana cara mudah mengenali kualitas career coach, berikut ini beberapa ciri-ciri untuk menilai kualitas seorang career coach:

Latar belakang pendidikan formal dan informal yang mendukung

Ciri terpenting dari career coach yang berkualitas adalah memiliki latar belakang pendidikan formal yang sesuai dan mendukung profesinya sebagai seorang career coach. Jenis pendidikan formal biasanya dari ilmu psikologi, ilmu manajemen SDM, atau ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan manusia.

Walau demikian, tidak menutup kemungkinan ilmu lain karena tidak ada keharusan untuk memiliki latar belakang ilmu tertentu untuk menjadi seorang coach. 

Selain pendidikan formal, seorang coach juga perlu mendapatkan pelatihan coaching yang mencakup jumlah jam tertentu dan juga terus melakukan personal development untuk meng-update ilmunya.

Pengalaman dan jam kerja profesi yang tinggi

Hal lain yang mempengaruhi tingkat kualitas career coach adalah pengalaman dan jam kerja profesional yang tinggi.  Semakin banyak klien yang ditangani, semakin banyak pengalaman profesional yang dikembangkan oleh coach. 

Jam kerja profesi yang tinggi, menunjukkan bahwa coach tersebut memiliki jumlah klien yang banyak.  Ini biasanya menunjukkan coach tersebut memiliki kualitas. 

Di sisi lain, walau jumlah klien tidak banyak, namun coach memiliki klien yang setia.  Ada kalanya, seorang coach memiliki seorang klien yang menggunakannya berulang kali.  Bagaimanapun, hal ini tidaklah aneh. 

Tujuan coaching adalah membantu klien mencapai tujuannya.  Karenanya bisa jadi tujuan tertentu sudah tercapai, klien ini memiliki tujuan lain, sehingga membutuhkan bantuan coach itu lagi untuk mendampinginya mencapai tujuan tersebut.

Sertifikasi dan kredensial

Sertifikasi menunjukkan bahwa seorang coach telah mengikuti pelatihan profesional sebagai coach professional.  Pelatihan ini memiliki standar minimal jam belajar dan pengalaman melakukan coaching. Melalui sertifikasi ini juga, seorang coach dapat memiliki dasar untuk mendapatkan kredensial keahlian coaching.  Kredensial diperoleh  setelah coach dinyatakan lulus ujian dan mengantongi jam atau jumah sesi coaching minimal untuk memiliki kredensial.

Salah satu kredensial yang bisa diperoleh dan diakui secara global adalah melalui Lembaga bernama ICF (International Coach Federation), yakni sebuah badan coaching dunia yang berpusat di Amerika Serikat.

Memiliki daftar klien sukses

Testimonial dari sejumlah klien yang berhasil dan sukses dalam mencapai karir bisa dijadikan sebagai tanda coach berkualitas.  Namun begitu, belum tentu semua klien mau memberikan testimonial.

Walaupun seorang berhasil mengantarkan klien sukses mencapai tujuan, adakalanya klien merasa tidak tepat untuk memberikan testimonial berkaitan dengan alasan-alasan tertentu.  Karenanya, sudah sepatutnya untuk menilai bahwa ketiadaan testimonial menjadikan coach kurang berkualitas.    

Menulis artikel dan publikasi

Hal lain yang bisa dijadikan tanda kualitas seorang coach adalah publikasi buku atau artikel-artikel yang ditulis oleh coach.  Selain publikasi, menjadi narasumber terkait bidang coaching yang ditekuni coach tersebut bisa menjadi bukti kualitas seorang coach. 

Semakin sering seorang coach dijadikan narasumber, baik oleh media atau organisasi, semakin menunjukkan berkualitasnya seorang coach.  Artikel-artikel yang ditulis dan isinya yang sesuai kebutuhan klien juga dapat digunakan sebagai bukti kualitas dari seorang coach.  Terutama bila artikel tersebut juga dikutip oleh media atau coach lainnya.

Continue Reading

Pengaruh positif dan negatif media sosial terhadap karir

Di zaman modern ini dengan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin canggih, siapa sih yang tidak memiliki media sosial, hampir semua orang pasti memilikinya bukan?  Mulai dari orang tua, anak muda bahkan anak kecil saat ini sudah memiliki media sosial atau bisa dibilang sudah melek dengan namanya media sosial.

Menurut riset, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu sekitar 3 jam 26 menit dalam sehari untuk bermain media sosial. Media sosial itu ada banyak jenisnya mulai dari Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram dan masih banyak lagi lainnya.

Tapi kamu tahu tidak ternyata media sosial tidak hanya bisa digunakan untuk mengobrol dan bersenang-senang saja, tetapi bisa juga memberikan manfaat untuk menunjang karir.

Media sosial bisa menjadi platform yang ideal dan bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan idaman, mulai dari mencari lowongan kerja hingga media mempromosikan diri agar bisa menarik perhatian perusahaan yang kamu incar.

Caranya dengan menunjukan kemampuan dan bakat yang kamu miliki untuk memancing perhatian banyak orang di media sosial yang kamu miliki. Media sosial juga bisa menghubungkan kamu dengan teman lama atau bahkan mendapatkan teman baru dari aktifitas follow mem-follow dan dari sini kamu bisa membangun dan mendapatkan relasi dengan orang lain.

Selain itu media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk jadi sumber ilmu pengetahun. Banyak ilmu yang bisa didapat secara gratis dari media sosial dengan mudah. Menambah ilmu pengetahuan bisa memberikan pengaruh positif untuk menunjang karir.

Kamu juga bisa bergabung dengan grup atau komunitas yang ada di media sosial, dari situ bisa diperoleh banyak kenalan baru dan diskusi banyak hal. Bisa untuk tukar pikiran maupun menambah wawasan terkait ilmu yang dibutuhkan. Tentunya dengan orang-orang hebat yang memiliki pengalaman dan kemampuan diatas kamu.

Atau kamu bisa mem-follow akun-akun inspiratif.  Dengan mengikuti akun media sosial dari orang-orang sukses di bidangnya, kamu dapat menjadikan mereka role model, sekaligus menambah motivasi dan inspirasi dalam mengembangkan karir.

Selain itu dengan bergabung dalam berbagai komunitas yang membahas beragam topik menarik dan mengadakan kegiatan positif melalui media sosial, kamu menambah jejaring atau networking sekaligus juga menambah wawasan.

Namun, hal yang perlu diingat, kamu juga harus berhati-hati saat bermain media sosial, seperti berkomentar, mengunggah foto atau video dengan caption bahasa yang kurang baik, mulai dari kata-kata kasar hingga terjemahan yang tidak tepat ternyata berpengaruh buruk terhadap karir.

Penelitian yang dilakukan oleh CareerBuilder.com menemukan bahwa saat ini semakin banyak perusahaan yang mencermati media sosial kandidat untuk melakukan background check terhadap calon karyawan. Sebesar 45% perusahaan ‘melongok’ media sosial  kandidat sebagai salah satu bahan pertimbangan atau screening. Mulai dari ejaan yang tidak tepat hingga kata-kata yang kurang baik, bisa menurunkan penilaian terhadap calon karyawan.

Ternyata media sosial bukan cuma sekedar tren, tetapi ada banyak manfaat positif yang bisa diambil terutama untuk karir kamu. Optimalkan media sosial kamu dengan baik dan gunakan dengan bijak agar tidak menghasilkan dampak buruk di kemudian hari.

Continue Reading