Seperti juga memilih pasangan hidup, memilih karir membutuhkan pemikiran dan keputusan yang matang. Bukan berarti karir yang Anda pilih saat ini akan menjadi pilihan seumur hidup, tetapi pilihan karir saat ini menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda. Bahkan untuk beberapa orang karir menjadi identitas dirinya.
Ada yang mempertahankan pilihan karir pertama sebagai karirnya hingga akhir pensiun, hal ini banyak kita jumpai pada profesi-profesi yang sudah stabil, seperti dokter, auditor, dan pengacara. Tetapi, ada juga yang menempuh beberapa pekerjaan hingga akhirnya menetapkan diri untuk berkarir pada pilihan terakhirnya. Ada juga yang memilih untuk tidak berkarir, sepanjang finansial terpenuhi cukuplah. Ya, pilihan berkarir atau bekerja, kembali ke orang masing-masing. orang yang memandang dirinya bekerja (melakukan pekerjaan tertentu) belum tentu berkarir, tetapi orang yang berkarir sudah pasti bekerja. Itulah mengapa berkarir itu lebih sulit daripada sekedar bekerja, memilih karir apa yang ingin ditekuni tentunya menjadi dasar utama sebelum berkarir di bidang tersebut.
Kembali ke inti persoalan. Sulitkah memilih karir? Menurut saya, memutuskan memilih mau berkarir sebagai apa itu gampang-gampang susah.
Untuk orang-orang yang bakatnya sudah terlihat nyata sejak kecil, seperti Joey Alexander, pianis muda Indonesia yang menjadi nominator Grammy 2016, tentu perjalanan karirnya sudah bisa dipastikan di masa depan. Tetapi, kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang minat dan bakatnya belum terlihat nyata. Bagaimana cara kita memutuskan memilih karir, sementara kita sendiri tidak tahu mau jadi apa?
Memilih karir itu seperti mengerjakan Sudoku, perlu pintar-pintar mencocokkan angka mana yang tepat, dengan mempertimbangkan kolom-kolom lain yang belum terisi. Demikian juga karir, ada bagian-bagian dari diri kita yang belum kita gali atau yang belum kita kenali, yang ternyata menjadi kelebihan kita.
Ada proses yang harus dijalani dalam perjalanan hidup kita, mungkin di masa muda kita memilih karir A, setelah menjalani sekian tahun ternyata bukan di situ tempatnya. Kemudian pindah berkarir di profesi B, ternyata baru beberapa bulan sudah tidak nyaman. Pindah ke profesi C. Akhir setelah menjalani beragam profesi A hingga Z profesi, ternyata profesi yang tepat untuknya adalah menjadi wirausahawan. Orang-orang yang melalui proses ini atau proses coba-coba atau trial and error tentunya orang yang berani mengambil resiko, tentunya dengan perhitungan yang matang. Karena ada juga yang menjalani proses coba-coba hanya karena nekad atau mengikuti kata hati. Kemudian tidak berani mencoba lagi karena ternyata umur terus berjalan, sementara waktu habis mencoba dan akhirnya terperangkap di zona nyaman atau lebih parah di zona stuck.
Pada akhirnya, menurut saya, memutuskan untuk berkarir sebagai apa adalah suatu proses yang harus dijalani. Hal tersebut menjadi bagian dari hidup seseorang, mau tidak mau. Bahkan menjadi ibu rumah tangga, adalah sebuah karir. Bukan hanya diri sendiri yang perlu dikenali, tetapi juga lingkungan, karakteristik profesi/pekerjaan yang akan ditekuni tentunya juga menjadi bagian yang harus dipahami siapapun yang ingin berkarir.
Bukan memilih karirnya yang sulit, tetapi proses untuk mengenali diri sendiri itulah yang sulit.